Tapung Mahkota Pengantin Wanita khas Dayak Kenyah

1755675924111.jpeg

Oleh: Dewi Ngang

Kuling Ngang ditemui di kediamannya di Desa Data Baru sedang merangkai mahkota pengantin khas Dayak Kenyah yang disebut Tapung. Ia menuturkan bahwa orangtuanya mewariskan ilmu cara membuat tapung. Apabila ada pernikahan maka PKK desa bekerja sama untuk merangkai tapung guna disewakan seharga berkisar Rp,100.000 sampai Rp,150.000. Tapung awalnya dirangkai dengan anyaman dari bambu sebagai penyangga kepala lalu dihiasi dengan kain uang berwarna serta uang logam yang berderetan melingkar memenuhi penyangga tersebut. Selain itu, ditambahkan renda berwana keemasan untuk memperindah keelokan variasi warna warni.

Selanjutnya rangkaian gigi taring tersebt dilapisi kain yang berwarna menarik lalu disusun bertingkat 4 masing-masing untaian ini disebut udeng kule yang artinya taring. Lalu setiap untaian tersebut dijahit menyatu pada penyangga tersebut. Pada umumnya tapung memiliki ciri khas berdasarkan keturunan bangsawan dan masyarakat biasa. Tapung bangsawan terdapat sepasang udeng lencau di bagian depan dan dibelakang disertai terga (bulu burung ikonik khas dayak kenyah). Jumlah terga pada keturunan bangsawan Perempuan berjumlah 6 (enam) buah dan bangsawan laki-laki 8 (delapan) buah. Sementara itu, jumlah terga masyarakat biasa 4 (empat) buah pada laki-laki dan perempuan. Selain bisa disewakan juga bisa diperjualbelikan namun biasanya menggunakan gigi taring imitasi.

Harapannya budaya khas dayak kenyah ini harus tetap dilestarikan ke anak cucu generasi mendatang.


Bagikan post ini: