Tugal Tak Perlu Dibajak
oleh: Ngang Larong
Tugal ialah kegiatan menabur benih dimana salah satu tahap yang dilakukan oleh masyarakat dalam kegiatan membuka lahan.
Kegiatan ini biasanya sebelum dilaksanakan masyarakat, pihak organisasi gereja yakni, Gembala mengadakan persekutuan doa untuk menyerahkan setiap benih yang akan ditaburkan dengan tujuan sebagai upaya mengimani keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang akan memberkati benih yang akan ditaburkan tersebut dan menjauhkannya dari serangan hama tanaman yang dapat menggangu proses pertumbuhan benih tersebut.
Kegiatan ini kebanyakan masyarakat melaksanakannya secara bergotong royong, seperti berkelompok dan perorangan tergantung kesepakatan dalam kelompok tersebut. Dalam bahasa Dayak setempat disebut dengan istilah semuyun (bergiliran), kegiatan ini tentunya mengeluarkan biaya untuk snack, makan siang, minuman, dan oleh-oleh yang akan di bawa pulang oleh setiap orang.
Biaya yang dikeluarkan dalam memenuhi kebutuhan dalam kegiatan tersebut bisa mencapai jutaan (tergantung banyaknya orang yang datang dan tergantung banyaknya kebutuhan yang disiapkan juga) dan kegiatan ini juga di dukungan oleh pemerintah Desa dalam arti mengatur jadwal kapan masayarakat akan serentak untuk menabur benih, dalam tahun 2025 ini, pemerintah Desa jadwalkan tanggal 23 Agustus 2025.
Pesan yang didapatkan melalui semuyun (gotong royong) ini, memberi semangat, membangun keakraban satu sama lain dalam melaksanakan sebuah pekerjaan yang berat, tidak hanya itu tetapi juga terlihat kebahagiaan canda tawa yang ditemui dalam kebersamaan tersebut.
Baca juga:
Panjat Pinang ramaikan nuansa Data Baru
Panjat Pinang ramaikan nuansa Data Baru